6/recent/ticker-posts

Oposisi Adalah Lawan Politik, Ini Konsep, Fungsi, dan Penyebabnya


Ekskaso Media — Di dalam dunia perpolitikan, terdapat beberapa istilah yang mungkin sulit untuk dimengerti artinya, sekalipun istilah tersebut sudah sering dibaca atau didengar. Satu dari sekian istilah tersebut adalah oposisi.

Oposisi dan partai politik (parpol) sangat berkaitan erat. Sebab, di dalam sebuah parpol, terdapat pihak yang sepaham dan berseberangan. Pihak yang berseberangan inilah yang disebut dengan oposisi di dalam politik.

Oposisi dianggap sebagai pihak lawan karena memiliki perbedaan pandangan terhadap kebijakan yang diusung oleh parpol kawan. Lawan kata dari oposisi di dalam politik, adalah koalisi.

Apa Itu Oposisi?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari istilah oposisi adalah partai penentang dewan perwakilan dan sebagainya yang menentang dan mengkritik pendapat atau kebijaksanaan politik golongan yang berkuasa.

Kata oposisi merupakan serapan dari bahasa Inggrisnya “opposition” yang memiliki arti berlawanan. Dalam dunia politik, sebagaimana yang ada pada KBBI, oposisi merupakan pihak (dalam hal ini adalah parpol) yang menentang kebijakan politik dengan memberi kritik kepada golongan yang sedang berkuasa di suatu wilayah.

Pada dasarnya, adanya oposisi dalam pemerintahan adalah hal positif. Sebab, pihak yang berseberangan itu akan mengawal serta mengkritisi kebijakan yang diambil pemerintah agar sesuai dengan amanat undang-undang yang berlaku.

Dalam sebuah kontestasi politik, pihak yang mendapatkan suara terbanyak akan menjadi penguasa, sedangkan pihak yang menjadi lawan akan menjadi oposa (bertindak di luar kekuasaan). Oposisi dapat melakukan perannya dengan perkataan, tindakan, ataupun cara lainnya dalam memberikan masukan.

Konsep Oposisi

Dalam oposisi, parpol bergerak secara masif untuk bisa memiliki andil dalam melakukan kontrol terhadap pemerintah. Oleh sebab itu, ada 4 konsep (fase) oposisi yang tertulis dalam jurnal “Oposisi dan Koalisi: Potret Demokrasi Indonesia” yang terbit pada tahun 2019. Apa saja itu?

1. Oposisi Seremonial

Sebagaimana penamaannya, oposisi dengan konsep ini mencerminkan sikap seremoni. Artinya, tindakan suatu parpol yang menggunakan konsep ini hanya sebatas formalitas belaka dalam beroposisi.

2. Oposisi Destruktif-Oportunis

Sifat destruktif memiliki makna lain sebagai perusak. Jadi, oposisi yang menggunakan konsep ini berusaha untuk merusak image atau citra pemerintah dengan cara mencari kesalahan untuk dikritik.

Peran oposisi oleh parpol yang gagal untuk menduduki kabinet sangat penting dalam pengendalian penguasa. Oleh sebab itu, oposisi memberikan penawaran kepada pemerintah mengenai penyelesaian masalah dengan konsep-konsep alternatif yang mungkin bisa diterapkan.

3. Oposisi Fundamental Ideologis

Oposisi dengan konsep ini biasanya memiliki tujuan untuk melengserkan pemerintahan yang sedang berkuasa, lalu menggantikannya. Sebagai kondisi terparah, bahkan oposisi dengan konsep ini memiliki niat untuk mengubah sistem parlemen, bahkan  mengutak-atik dasar negara.

4. Oposisi Demokratis

Oposisi dengan konsep ini muncul sebagai akibat dari kekecewaan publik terhadap oposisi seremonial. Publik khawatir dengan adanya konsep oposisi tersebut. Sebab, konsep tentang itu dapat memicu munculnya otoriterisasi pemerintahan. Konsep demokrasi ini hadir menjunjung tinggi kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan kelompok tertentu.

Fungsi dan Peran Oposisi

Oposisi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan demokrasi. Sebab, adanya oposisi bisa menjadi satu dari sekian fondasi pemerintah dalam melakukan pekerjaannya. Berikut adalah fungsi dan peran oposisi:

1. Penyeimbang Kekuasaan

Keseimbangan yang diberikan oleh oposisi sebagai kekuatan yang berada di luar pemerintahan adalah dengan memberikan pandangan alternatif terhadap suatu permasalahan. Dengan begitu, apa yang dikerjakan oleh pemerintah tidak berseberangan dengan kepentingan masyarakat umum.

Dalam fungsinya sebagai penyeimbang, oposisi mengingatkan pemerintah yang terpilih berdasarkan pemilihan umum yang bersifat demokratis, ada kalanya menjadi penguasa yang pandangannya tidak dikehendaki masyarakat.

2. Menyarankan Kebijakan Alternatif

Fungsi lain dari adanya oposisi adalah adanya pilihan kemungkinan lain dalam kebijakan selain yang diterapkan oleh pemerintah. Tidak ada pemerintah yang luput dari kesalahan, sebaik apapun kebijakan yang diambil oleh pemerintah, pasti ada saja lubang kesalahan yang mungkin tidak dilihat oleh pemangku kebijakan. Di situlah peran oposisi.

3. Sebagai Stimulus Persaingan Antar Elit

Ada kalanya pemerintahan mengalami stagnasi, bahkan kemunduran. Hal ini dapat diminimalisir dengan adanya tantangan dari beberapa pihak oposisi yang dirasa kompeten dan mampu memperlihatkan kepada rakyat bahwa ada kebijakan alternatif yang lebih masuk akal dibandingkan dengan kebijakan yang bisa terapkan.

Penyebab Adanya Oposisi

Ada tiga hal yang menyebabkan adanya oposisi dalam dunia politik menurut Myron Weiner. Penyebab tersebut antara lain sebagai berikut:

  • Imbas modernisasi

  • Perubahan struktur sosial pada masyarakat

  • Pengaruh kuburan lain yang berintelektual.

Posting Komentar

0 Komentar