Ekskaso Media — Dalam pola asuh yang diterapkan kepada anak, terdapat satu jenis pola asuh yang kerap dinamai dengan helicopter parenting. Didikan dengan pola asuh satu ini dianggap berdampak buruk terhadap perkembangan anak yang disebabkan oleh terlalu ketatnya pengawasan kepada anak. Sebenarnya, pola asuh yang seperti apakah itu?
Parenting helikopter atau helicopter parenting adalah istilah yang digunakan untuk memberikan deskripsi terhadap gaya atau pola asuh orang tua yang berlebihan dalam mengawasi dan melibatkan diri dalam kehidupan anak-anaknya. Pengawasan dan keterlibatan orang tua yang berlebihan tersebut dapat memicu masalah pada anak.
Penggunaan helikopter dalam penamaannya merupakan analogi dari posisi orang tua yang selalu ada di atas anaknya layaknya sebuah helikopter. Fungsi dari diterbangkannya helikopter adalah untuk memantau dan melakukan tindakan jika ada kesempatan. Begitu pula dalam jenis parenting ini, orang tua akan mengintervensi anak jika dirasa ada kesempatan.
Sebenarnya, tujuan dari orang tua yang menerapkan pola asuh satu ini baik, yakni untuk melindungi anak dari risiko atau kegagalan demi kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Namun, disadari oleh orang tua ataupun tidak, gaya asuh ini memberikan dampak buruk kepada anak.
Pengertian Helicopter Parenting
Helicopter parenting adalah sebuah pendekatan dalam pengasuhan di mana orang tua melibatkan diri dalam pengawasan secara berlebihan terhadap aktivitas yang dilakukan dan keputusan yang boleh diambil oleh anak. Biasanya, gaya asuh ini diniatkan untuk hal baik. Namun, disadari atau tidak, ruang gerak dan kebebasan anak menjadi dibatasi karenanya.
Dalam beberapa kasus, orang tua yang menerapkan jenis pola asuh ini merasa perlu untuk menunjukkan kontrol secara penuh dalam setiap aspek kehidupan yang dijalani oleh anaknya. Sejumlah aspek kehidupan anak seperti pendidikan hingga hubungan sosial anak menjadi target dari pengawasan orang tua yang menerapkan helicopter parenting.
Ciri-ciri Orang Tua Bergaya Asuh Helikopter
Beberapa ciri-ciri yang menjadi pertanda bahwa seseorang menerapkan helicopter parenting kepada anaknya antara lain sebagai berikut:
Selalu penasaran dan menanyakan segala aspek kehidupan yang dijalani anak, seperti misalnya teman-teman dan kegiatan sehari-harinya
Menetapkan keputusan penting agar dilakukan oleh anak sukarela maupun terpaksa, seperti misalnya pemilihan sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler
Merasa bahwa mereka lebih tahu cara terbaik yang harus ditempuh oleh anak ketimbang anaknya yang memiliki bakat dan minatnya sendiri
Memantau dan mengawasi kegiatan sekolah anak tanpa adanya undangan maupun ajakan
Melakukan komunikasi berlebihan kepada guru di sekolah maupun pengajar les demi memberi kepastian bahwa anaknya tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran yang berlangsung.
Dampak Buruk Helicopter Parenting pada Anak
Beberapa hasil penelitian terkait pola asuh anak menyebutkan bahwa helicopter parenting dapat memberikan dampak buruk pada tumbuh kembang emosional dan sosial pada anak. Penerapan gaya asuh ini membuat anak menjadi cenderung kurang mandiri dan terlalu bergantung kepada orang tuanya.
Hal tersebut tentu menghambat kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari saat dihadapkan pada situasi yang mengharuskan anak untuk mengambil keputusannya sendiri.
Selain itu, penerapan pola asuh ini juga mengakibatkan kerentanan terhadap kecemasan dan stres yang disebabkan oleh tidak adanya rasa memiliki kontrol atas kehidupannya sendiri. Imbasnya, kemampuan anak dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang menjadi berkurang, bahkan tidak mampu sama sekali.
Perbedaan antara Pembinaan dan Helicopter Parenting
Pembinaan yang sehat kepada anak adalah dengan memberikan dukungan dan arahan tanpa adanya keinginan untuk mengambil alih kontrol pada kehidupannya. Berbeda dengan helicopter parenting yang sifatnya lebih invasif, di mana keterlibatan orang tua dilakukan secara berlebihan terhadap apapun langkah yang akan diambil oleh anak.
Dalam pembinaan, orang tua memberikan pengajaran kepada anak mengenai hal-hal penting, seperti misalnya dalam memilih sebuah pilihan dan belajar dari kesalahan. Pada helicopter parenting, anak tidak memiliki wewenang untuk memilih jalan hidupnya karena sudah dipilihkan oleh orang tuanya.
Tanda-tanda Anak yang Terdampak
Beberapa hal yang dapat diasumsikan sebagai ciri-ciri anak yang terkena dampak dari penerapan helicopter parenting yang dilakukan oleh orang tuanya antara lain sebagai berikut:
Mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusannya sendiri
Adanya rasa cemas dan stres jika dihadapkan dengan situasi sosial
Anak akan cenderung untuk meminta persetujuan orang lain terlebih dahulu sebelum bertindak
Minimnya kepercayaan diri mengenai kemampuan diri yang dimiliki anak tersebut
Memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Strategi agar Terhindar dari Penerapan Helicopter Parenting
Beberapa orang tua mungkin secara tidak sengaja menerapkan helicopter parenting. Agar orang tua terhindar dari ketidaksengajaan dalam menerapkan pola asuh ini dan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, beberapa strategi perlu dilakukan. Strategi tersebut antara lain sebagai berikut:
Memberikan ruang kepada anak agar melakukan eksplorasi dan belajar secara mandiri
Menetapkan batasan yang sehat
Memberi hak kepada anak untuk mengambil keputusan-keputusan kecil
Memberikan pujian ketika anak mampu menyelesaikan tugas tanpa bantuan dari siapapun
Dengan melakukan strategi-strategi tersebut, anak dapat bertumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang mandiri, penuh rasa percaya diri terhadap kemampuannya, dan mampu menghadapi segala tantangan yang menyelimuti kehidupannya di masa yang akan datang.
0 Komentar