6/recent/ticker-posts

Apa Itu Biopori? Ini Sejarah, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Ilustrasi genangan air di jalan


Ekskaso Media — Bicara mengenai penanganan bencana banjir, penggunaan biopori dianggap cukup efektif. Sebenarnya, apa, sih, biopori itu?

Biopori adalah salah satu metode penunjang resapan air yang biasa digunakan di tempat yang memiliki daya resapan air rendah atau kurang maksimal dan rawan banjir.

Melansir dari berbagai sumber, berikut kami ulas tentang pengertian, sejarah ditemukannya, manfaat, serta cara membuat biopori.

Apa Itu Biopori

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, biopori diartikan sebagai lubang buatan pada tanah yang diisi sampah organik untuk resapan air. Lubang tersebut berbentuk silindris dan dibuat secara vertikal ke dalam tanah.

Isian sampah organik  tersebut berfungsi untuk memberi makan makhluk hidup yang ada di dalam tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan. 

Kemudian, para makhluk hidup itu akan membuat pori-pori di dalam tanah, sehingga masalah daya resapan air yang kurang maksimal dapat diatasi.

Sejarah ditemukannya biopori

Biopori ditemukan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata, seorang peneliti dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Mulai tahun 1992, Dr. Kamir mulai meneliti biopori sejak mengikuti perkuliahan S2 dengan bidang studi Soil Physics di University of Western Australia.

Awalnya, metode ini dinamai dengan metode mulsa vertikal. Sebelumnya, metode mulsa vertikal yang awalnya ditujukan untuk penyehatan pohon dan tumbuhan lain dengan melakukan penyehatan terhadap tanah yang menjadi media tanam. 

Namun, setelah beberapa kali dilakukan penelitian, ternyata metode ini memiliki manfaat lain, yakni meningkatkan daya resap air pada tanah, penyehatan tanah, sekaligus penanganan limbah organik. Sejak 2007, nama mulsa vertikal diganti menjadi biopori atas persetujuan Dr. Kamir.

Manfaat biopori

1. Memanfaatkan sampah organik

Penggunaan sampah organik sebagai isian di dalam biopori berperan dalam mengurangi penumpukan sampah organik, baik di lingkungan sekitar, maupun di tempat pembuangan akhir (TPA). Sebab, sampah-sampah yang awalnya hanya ditumpuk tersebut bisa dimanfaatkan sebagai isian biopori.

Selain itu, dibutuhkannya sampah organik ini akan membuat seseorang menjadi terbiasa untuk memilah sampah dan memisahkan antara sampah organik dan anorganik.

2. Menyehatkan tanah

Salah satu indikator kesehatan tanah adalah kesuburan tanah tersebut ketika ditanami tumbuhan. Dengan memasukkan sampah organik yang berperan sebagai pupuk kompos ke dalam biopori, tentu tanah yang dipupuk akan menjadi subur.

3. Mengatasi banjir

Salah satu penyebab utama banjir adalah kurang maksimalnya daya resap air yang menjadi tempat tergenangnya air. Dengan menyehatkan tanah yang diberi biopori, maka dapat membuat tanah memiliki daya resap yang baik sehingga bisa menjadi solusi atas kurang maksimalnya sistem drainase di tempat yang padat penduduk.

4. Menambah kuantitas air tanah

Biopori berperan dalam memberi makan makhluk hidup yang ada di dalam tanah seperti cacing dan akar tumbuhan. Nutrisi yang diberikan kepada makhluk tersebut akan membuat lubang-lubang di dalam tanah.

Hal tersebut tentu akan memicu terjadinya peningkatan kapasitas tanah dalam menyimpan air. Bahkan, menurut studi, adanya biopori dapat meningkatkan kapasitas air tanah hingga 40 kali lipat.

Cara membuat biopori

Untuk membuat biopori, diperlukan beberapa alat dan bahan. Seperti misalnya bor tanah, pipa PVC yang tutupnya sudah dilubangi, sampah organik, serta air.

Jika alat dan bahan sudah siap, simak cara membuat biopori berikut ini:

  • Tentukan tempat yang menjadi lokasi dibuatnya biopori 

  • Agar tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi, siram dengan air terlebih dahulu

  • Gunakan bor tanah untuk melubangi tanah dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10 cm hingga 30 cm

  • Lapisi lubang di tanah yang dibor tadi dengan pipa PVC

  • Sesuaikan pipa tersebut dengan diameter lubang di tanah

  • Isi pipa tersebut dengan sampah organik, seperti daun kering, rumput, kuli buah, ranting kecil, dan lain sebagainnya

  • Tutup pipa tersebut menggunakan kawat besi atau pipa PVC yang telah dilubangi.

Posting Komentar

0 Komentar